Senin, 11 Januari 2010

TENTANG MATAHARI

Matahari sudah tak terang lagi
cahayanya sekarang agak redup
ini benar
engkau jangan tertawa
tidakkah ketakutan menyetubuhimu
meski tak sampai
membuatmu bersembunyi di bawak selimut
atau di ketiak ibumu

Ah…
kau masih tak percaya juga
lihatlah jemuranku tak juga kering
sejak kemarin bajuku tak juga ganti
tidakkah kini kau percaya
kalau matahari kini sudah redup
sungguh seperti lampu kehabisan minyak
dan kita tak pernah tahu
kapan matahari itu akan padam

…lebih baik mari kita beli lilin di pasar
siapa tahu besok matahari padam
tanpa pemberitahuan di koran atau media elektronik
karena biaya opreasional tinggi!

SABTU PAGI DI PEMAKAMAN

Hari ini ada yang meninggal
orang kaya yang tinggal di ujung halan desa ini
rumahnya terbuat dari batu bata yang belum sempat diplester
tiangnya dari bambu lapuk
atapnya dari rumbia
lantainya dari tanah yang dipadatkan
sungguh tak nampak sebagai hunian orang yang kaya

Dalam keseharian ia suka mengenakan sarung kucel
beserta kaos oblong petih dan peci yang sangat lusuh
katanya peci itu ia beli waktu pergi haji
sepuluh tahun yang lalu
sekali lagi kukatakan
ia sungguh tak kelihatan sebagai orang kaya
yang kutahu
ia tidak pernah jauh dari tasbih dan masjidnya
di sebelah rumahnya

KEPADA IBU PERTIWI

Ibu…
masih hangat rasanya
saat kusentuh segala hadirmu
melewati harum parfum luar negeri
yang menbuatmu sesak nafas

Ibu…
engkau sudah berubah
bedak dan gincu yang engkau pakai
samarkan pandanganku padamu
begitu hebat abad ini mengubahmu
betapa dasyat zaman ini pudarkan warnamu

Ibu...
peluklah aku dengan tangan hangatmu
yang pasti lebih hangat dari air mandi adikku di pagi hari
ciumlah keningku pagi ini
sebelum tunaikan mimpi yang kau pesan
bergantungan di sela-sela keringatku

Ibu...
cuci saja bedak dan gincumu
engkau pasti lebih cantik tanpanya
melebihi bidadari yang berlengggang
pada tiap jalan keponakan Paman Sam
berikan saja cintamu yang engkau gantungkan di langit
hanya cintamu
untuk kami
putramu
putrimu

JANGAN NANGIS DONG

Kemarin banyak orang sakit kepala
katanya sakit sekali
membuat orang susah berpikir tentang apa saja
termasuk tentang matahari dan bulan
yang kini mulai tak akur

Sekarang mereka tetap sakit kepala
ditambah mencret dan sariawan
sungguh
mereka sangat kesakitan
ketika hendak bersuara

Maafkanlah aku kawan
obat di apotik sebelah sudah habis
apalagi di warung Mbah Pariyem
tahansaja dulu
sebentar lagi ada penjual jamu mampir ke sini
nanti kamu minum segelas
atau bahkan lebih
tetapi jika tidak sembuh
ya jangan nagis dong