Minggu, 24 Oktober 2010

ASSALAMUALAIKUM

Assalamualaikum! Aku datang kepadamu saudaraku, setelah cukup lama kita tidak lama bertemu. Ketika itu aku pergi dengan meninggalkan sedikit perih di hatimu. Aku pun tahu engkau ketika terluka sangat dalam. Seingatku kita pernah berdiam diri tanpa menyapa satu dengan yang lainnya hampir satu pekan lamanya. Rasanya sungguh menyakitkan. Ya, seperti duri yang dicabut dari daging. Entah apa yang engkau pikirkan sekarang. Ingatkah engkau kepada suaraku yang parau ketika Tuhan sedang mendatangi kita di suatu pagi yang sepi? Tuhan waktu itu memang sangat sayang kepada kita.

Kudengar di penguasa negeri ini sedang mengadakan pemilihan penguasa baru. Kudengar pula dari suara tikus di warung kopi, yang akan dipilih nanti yang benar-benar baru. Bahkan bungkusnya harus yang baru. Kata yang jualan kopi, yang lama bungkusnya sudah ketahuan mengadung bahan pengawet. Sehingga semua warga menjadi ketakutan kalau kelak ia pun menjadi bahan baku untuk pengawet bungkus itu. Jadi jika nanti ada yang maju menggunakan bungkus dari daun pisang atau daun, mungkin itulah yang kelak akan terpilih.

Jika kelak hari penghitungan tiba, pilihanmu jadi nomor satu sedangkan pilihanku jadi nomor keseribu, bahagiakah engkau saudaraku. Apakah engkau akan membenciku karena mengambil langkah berbeda darimu.

Tersenyumlah saudaraku! Jangan wajahmu menjadi masam begitu. Sungguh tak nampak lagi keindahanmu. Tuhanmu pasti tak setuju dengan kemuramanmu, begitu juga aku. Bahagiakan hatimu dengan sepenuh hati ketika datang kepedihan. Ceriakan jiwamu dengan sepenuh jiwa ketika hadapi kesedihan. Suatu ketika akan kutunjukkan kepadamu di mana langit dan bumimu memanggil sepanjang waktu untuk tunduk patuh pada Tuhan yang memberimu banyak kebaikan dengan sepenuh cinta dan kegembiraan yang berlimpah.

Senin, 04 Oktober 2010

TENTANG CINTA 2

Cinta itu…
Segala kecemburuan yang terus memburuku
Hingga darahku mendidih
saat kau tampar cintaku
hingga bergulingan dalam lumpur
terpuruk tak berdaya.