Kamis, 25 Agustus 2011

Salah

Salahkah bila ucapan berbuih di ujung bibir
salahkah bila langkah tak lagi terarah
salahkah bila hati tak lagi sepakat dengan cinta

Salahkan bila air mata menetes dari wajah bertopeng
salahkah bila mata tak jelas melihat pedaran cahaya
salahkah bila tujuan tak terpenuhi
salahkah bila hidup tak lagi indah

salahkah bila orang-orang tak bersalah
dikenal bersalah
oleh orang-orang yang salah

Kamis, 18 Agustus 2011

Mewaspadai Keinginan


Saudaraku,…
Keinginan manusia untuk memperbesar dirinya menambah semua kemuliaan dan kesenangan dirinya, merupakan penyakit yang tak pernah sembuh sampai manusia mati. Keinginan untuk menjadi lebih daripada keadaan sekarang, merupakan nafsu yang menghanyutkan, makin dituruti semakin membesar dan semakin tamak. Seperti orang kehausan minum-minuman yang terlampau manis, makin banyak minum menjadi semakin haus. Sekali membiarkan nafsu mencengkeram batin, nafsu keinginan memperoleh segala yang belum dimilikinya, maka penyakit itu akan mendarah daging dan terus mencengkeramnya sampai akhir hayat! Kecuali kalau ada kesadaran yang timbul dari pengamatan waspada sehingga kita melihat akan kenyataan diri sendiri, dan kesadaran ini akan secara seketika membuang jauh-jauh nafsu keinginan atau penyakit itu.

Bukan berarti kita lalu menjadi mati semangat atau lumpuh, bukan berarti menjadi bosa hidup dan seperti patung atau seperti pohon saja, menerima segala sesuatu tanpa ikhtiar. Ikhtiar untuk memelihara diri adalah wajib, menjaga diri, menempatkan diri, sebaiknya, mencari kebutuhan hidup ini, sandang pangan sewajarnya. Menikmati kesenangan hidup adalah hak kita, karena kita diperlengkapi alat-alat yang sempurna untuk menikmati hidup melalui panca indrya kita. Akan tetapi, ini bukan berarti kita mengejar kesenangan itu, bukan berarti kita dicengkeram penyakit nafsu keinginan mengejar segala keadaan yang belum kita miliki.

Nafsu keinginan mengejar kesenangan ini dapat saja bersembunyi di balik kata-kata yang muluk dan indah, misalnya gagasan-gagasan, cita-cita, harapan-harapan yang dapat saja kita pulas sehingga warnanya menjadi putih dan menamakannya cita-cita mulia, ide-ide sempurna, dan sebagainya. Namun, kesemuanya itu tidak ada bedanya dengan ambisi, keinginan untuk mencapai suatu keadaan atau memperoleh sesuatu yang kita anggap akan lebih menyenangkan daripada yang ada sekarang ini!

Penyakit ini, yaitu nafsu keinginan mengejar sesuatu, dapat saja menimbulkan penyelewengan-penyelewengan. Kalau yang dikejar itu kesenangan melalui uang, maka dapat menimbulkan pencurian, penipuan, kecurangan, korupsi dan sebagainya lagi. Kalau yang dikejar itu pahala batiniah, maka akan muncul kemunafikan, kepura-puraan. Kalau yang dikejar itu kedudukan, akan timbul persaingan. Kalau yang di kejar itu kesenangan melalui sex, akan timbul pelacuran, perkosaan, perjinaan dan sebagainya.

  
Gejala yang nampak pada orang yang dihinggapi penyakit itu adalah kekecewaan yang terus menerus karena dia tidak akan pernah merasa puas. Kepuasan yang dirasakannya hanyalah sekelumit, selewatnya seperti angin lalu saja karena kepuasan sekelumit itu segera sirna lagi di buru penyakit yang ingin mengejar labih lagi. Orang yang berpenyakit seperti ini akan selalu mengejar yang tidak ada, sehingga tidak akan mampu menikmati apa yang ada. Pandang mata batinnya tak pernah ditujukan untuk mengamati keindahan apa yang ada, melainkan menerawang selalu ke arah bayangan apa yang dinginkannya, yang selalu membesar, membengkak, dan menjauh.

Berbahagialah orang yang bebas dari penyakit ini, dan hidup di saat ini, menikmati apa yang ada dengan segala kewajarannya.





Tulisan ini disarikan dari :
Cerita silat karya ASMARAMAN S / KHO PING HOO




Kamis, 11 Agustus 2011

MEREDAM KEBENCIAN


Saudaraku,…
Beberapa hari belakangan ini banyak sekali amarah dan kebencian yang memenuhi berita-berita di negeri ini. Kulihat mereka benar-benar menakutkan dan mengerikan. Dengarlah ketika mereka mencaci dan mengutuk saudaranya  yang berbeda pandangan. Lihatlah pula pukulan dan tendangan yang membuat saudaranya menjerit kesakitan.

Ini sungguh bukanlah pemandangan yang layak untuk disaksikan. Bangsa ini tidak membutuhkan amarah yang membabi buta. Bangsa ini juga tidaklah memerlukan kebencian yang meluap-luap. Bangsa ini hanya butuh cinta dan kasih sayang dalam jumlah yang sangat banyak. Cinta yang penuh keikhlasan tanpa niat buruk yang terselubung. Cinta yang kokoh dan kuat.Saya sangat percaya jika setiap orang mampu mencintai orang lain dengan kekuatan yang hebat, masalah apapun yang ada di dunia dapat diselesaikan dengan baik. Berbeda dengan cinta dan kasih sayang, amarah dan kebencian dapat menjadi masalah menjadi gelombang api yang dapat membakar segalanya.

Ingatlah, Tuhan itu lebih menyukai cinta dan kasih sayang. Cinta dan kasih sayang itu sifatnya Tuhan, sedangkan amarah dan kebencian itu pembawaan iblis. Karena itulah janganlah kita menjadikan pembawaan iblis tersebut menjadi karakter watak kita. Lagi pula amarah dan kebencian itu menghabiskan energi yang sia-sia. Kita akan kehilangan waktu yang berharga. Dan lihatlah apa yang dihasilkan oleh amarah dan kebencian. Yang dikasilkan kedua keburukan ini hanyalah masalah dan masalah yang tidak berhenti.

Saudaraku,…
Jika Anda tidak mau merugi, maka jangan marah dan jangan membenci orang lain karena alasan apapun juga. Cintailah saja orang yang Anda benci, dan tunggulah banyak keberuntungan yang akan menghampiri Anda.

Kamis, 04 Agustus 2011

Positif Negatif

Burung burung terbang mengepakkan sayap
mengibaskan kerisauan jaman perubahan
Orang-orang berlarian dibawahnya
membawa pesan sang raja di kepala

Di mana kita tengadahkan kepala
mengurai mimpi di siang hari
di mana kita menundukkan kepala
sesalkan langkah keliru di gelap malam

Adakah engkau tahu saudaraku