Kamis, 24 November 2011

KELAHIRAN DAN KEMATIAN

Saudaraku,…
Lahir dan mati merupakan awal dan akhir dari kehidupan seperti yang kita kenal ini. Kita hanya tahu akan kehidupan ini, tanpa mengetahui keadaan sebelum terlahir dan sesudah mati. Yang jelas, seorang bayi, bangsa apapun juga, kaya atau miskin, mulia maupun papa, dari 'keluarga yang bagaimanapun juga, seorang bayi begitu terlahir di dalam dunia ini, dia langsung menangis! Tangis adalah peluapan duka, dalam bahasa dari bangsa manapun juga. Begitu memasuki alam dunia, manusia menangis. Awal kehidupan disambut tangis, seolah-olah bayi calon manusia itu merasa menyesal, merasa berduka bahwa dia telah dilahirkan di dalam suatu kehidupan yang penuh duka!

Dan di dalam kenyataannya, hidup ini memang lebih banyak mengandung duka daripada suka. Kemudian, setelah manusia mati, hampir dapat dipastikan bahwa pada wajah si mati terdapat suatu kedamaian, wajah itu, membayangkan kelegaan, kebebasan, bahkan juga kebahagiaan, seolah-olah si mati merasa lega karena telah terlepas daripada kehidupan yang banyak duka ini!

Manusia menyambut kelahiran bayi yang menangis sedih dengan gembira. Apakah ini menjadi tanda bahwa manusia merasa gembira melihat datangnya seorang rekan baru dalam kehidupan penuh derita ini, seperti sekumpulan orang dalamn penjara menyambut datangnya seorang narapidana yang baru? Dan manusia mengantar kematian seseorang dengan tangis sedih walaupun wajah si mati nampak demikian penuh ketenangan dan kedamaian.

Apakah ini pun menjadi tanda bahwa manusia merasa berduka melihat seseorang bebas sedangkan mereka sendiri masih berada di dalam kehidupan yang penuh derita, seperti sekumpulan orang dalam penjara yang melihat seorang rekannya dibebaskan sedangkan mereka masih harus mendekam di dalam penjara.

 Hidup ini penuh duka yang timbul dari segala perasaan kecewa, iri hati, dengki, ketakutan, kekerasan, dan iba diri. Kesenangan hanya muncul seperti kilat di antara mendung gelap, hanya sekali-kali saja. Setiap jengkal kesenangan selalu diikuti oleh sedepa kesusahan. Namun, tanpa adanya pikiran yang menimbang-nimbang, membayang-bayangkan, mengingat-ingat, tanpa adanya si aku yang menilai, membandingkan, merasakan, apakah duka atau suka itu? Dalam keadaan tidur, atau pingsan, selagi pikiran tidak bekerja, kita memasuki suatu alam yang tidak mengenal suka duka! Mimpi mengandung suka itu ada? Dalam keadaaan tidur, atau pingsan, selagi pikiran tidak bekerja, kita memasuki suatu alam ke dalam alam tanpa suka tanpa duka.

Saudaraku,…
Ini membuktikan bahwa suka duka hanya permainan pikiran belaka, permainan si aku yang selalu mengada-ada! 


Kamis, 17 November 2011

JANJI JANJI

Janji janji bertebaran di langit
janji janji berserakan di jalanan
janji janji kelangan bentuk
janji janji kehilangan arah dan tujuan
janji janji kebingung tersesat jalan

Lalu pada penghujung hari
janji janji mencari majikan yang baru

Selasa, 08 November 2011

INDAHNYA KASIH SAYANG TUHAN

Saudaraku,…
Betapa sungguh banyak keyakinan yang tumbuh dan berkembang di dunia ini, yang membawa kebenarannya masing-masing. Tapi janganlah hal ini membuat kita memandang rendah pemeluk keyakinan yang berbeda dengan kita. Jangnalah nerlaku berbeda karena adanya perbedaan ini. Tuhan menyuruh berbuat kebaikan kepada seluruh makhuk-Nya, bukan cuma kepeda saudara ada seiman. Belajarlah kepada kasih sayang Tuhan yang tidak terbatas jumlahnya dan tidak pula mengenal perbedaan. Kasih sayang Tuhan nampak di mana-mana, merata dan sudah tersedia bagi manusia yang tinggal menikmatinya saja asal kita mau menyadari akan hal itu. Lihatlah sinar matahari yang hangat, menghidupkan, nyaman dan menjadi sumber kehidupan segala sesuatu yang nampak di permukaan bumi.

Bukankah sinar matahari itu satu di antara kekuasaan dan kasih sayang Tuhan? Dan apakah sinar matahari itu, seperti anugerah-anugerah yang lain, membeda-bedakan? Sama sekali tidak. Baik seseorang itu pendeta yang katanya suci, maupun dia seorang yang dianggap paling jahat, akan menerima sinar matahari yang sama. Hanya bedanya, orang yang mau membuka matanya dan sadar akan semua yang berada di luar dirinya, akan dapat menikmati sepenuhnya kalau matahari pagi yang hangat dan sehat memancarkan cahayanya, dan akan berteduh dengan penuh pengertian kalau matahari menyengat terlampau keras.

Sebaliknya, orang yang pikirannya selalu keruh dan sibuk, akan lengah dan tidak mampu menikmati keindahan dan kegunaan matahari pagi, kemudian akan mengeluh dan mengomel kalau matahari terlalu terik. Jelaslah, bagi kekuasaan Tuhan, bagi alam, tidak ada bedanya di antara manusia karena di situ tidak terdapat penilaian. Hanya penilaian yang menimbulkan pembedaan, karena penilaian ini didasari oleh aku yang merasakan diuntungkan atau dirugikan. Kalau diuntungkan, maka penilaian tentu saja condong ke arah baik sedangkan kalau dirugikan, dinilai buruk. Jelas bahwa penilaian bersumber kepada keakuan yang selalu mengejar kesenangan.

Saudaraku,..
Jika Anda mampu berlaku bijak terhadap seluruh makhluk Tuhan, maka Anda akan menemui dunia dalam keadaan yang sangat menyenangkan.