Minggu, 28 April 2013

MENJERNIHKAN CINTA


Saudaraku,...
Sudah menjadi pendapat umum bahwa cinta antara pria dan wanita harus dibuktikan dengan sex. Akan tetapi, tepatkah pendapat seperti ini? Memang harus diakui bahwa hubungan sex HARUS didasari kasih sayang dan cinta yang jujur, karena kalau tidak demikian, maka hubungan sex menjadi semacam pengejaran kenikmatan belaka, menjadi pemuasan dan pemanjaan nafsu berahi belaka. Hubungan sex tanpa cinta dan kasih sayang hanya terjadi di dalam pelacuran, dalam perkosaan, dan jelaslah bahwa hubungan semacam itu hanya akan menimbulkan duka dan kesedihan. Hubungan sex tanpa cinta kasih menjadi suatu hubungan yang kotor. 

Sebaliknya, hubungan sex yang dilandasi cinta yang jujur merupakan sesuatu yang indah dan bersih, merupakan pencurahan kasih sayang antara dua orang manusia yang saling mencintai, dan hubungan seperti ini menjadi sarana penciptaan manusia baru yang sempurna. Sekali lagi, pahamilah dengan hati Anda, bahwa tidak selamanya cinta identik dengan hubungan sex. Ada banyak cinta di dunia ini yang sama sekali tidak membutuhkan hubungan seksual.

 
Picture source : http://www.santabanta.com

Jumat, 12 April 2013

MENJAGA KENIKMATAN



Saudaraku,…
Kita condong beranggapan bahwa segala kenikmatan yang dapat kita rasakan dalam kehidupan ini haruslah diadakan dan sarananya berada di luar diri kita. Kalau mau makan enak haruslah membeli masakan-masakan yang mahal harganya, kalau mau tidur nyenyak haruslah berada di dalam kamar yang lengkap dan dengan perabot serba halus dan mahal, dan sebagainya. Pendeknya syarat mutlak untuk menikmati hidup adalah adanya benda-benda berharga yang hanya bisa didapatkan dengan uang. Akan tetapi, benarkah demikian adanya?

Kita melihat petani sederhana yang sehabis bekerja keras di ladang dapat menikmati makanannya yang sederhana, dengan kenikmatan yang tidak dibuat-buat. Mengapa demikian? Karena badannya sehat dan batinnya tenteram, karena dia sehat lahir batin. Kesehatannya bekerja dengan wajar, membuat perutnya lapar setelah dia kelelahan dan ini menciptakan selera dan nafsu makan yang membuat apa saja menjadi nikmat terasa olehnya. Kita melihat petani yang sama pada waktunya akan dapat tidur nyenyak, hanya bertilamkan tikar atau bahkan rumput saja, juga hal ini dapat terjadi karena dia sehat lahir batinnya. Sebaliknya, kitapun dapat melihat orang yang kaya raya tanpa banyak kerja menjadi malas, makan tidak terasa enak biarpun menghadapi hidangan yang mahal-mahal dan banyak macamnya. Kita melihat orang kaya yang sama gelisah di atas tempat tidurnya yang empuk dan bertilamkan sutera di dalam sebuah kamar seperti istana, sukar dapat memejamkan mata dan tidak dapat lagi menikmati rasanya tidur nyenyak.

Saudaraku,…
Sumber kenikmatan hidup berada di dalam diri kita sendiri lahir batin. Kalau lahir batin kita sehat kita akan dapat menikmati hidup. Badan sehat berarti tidak ada gangguan penyakit. Batin sehat berarti tidak ada gangguan pikiran. Namun sungguh teramat sayang. Kita lebih senang MENGOBATI gangguan lahir batin itu daripada MENJAGANYA. Kita hidup tidak sehat, makan minum tanpa ingat akan kesehatan, setiap hari ada gangguan kesehatan badan yang kita atasi dengan pengobatan-pengobatan. Lalu kita membiarkan hati dan pikiran terganggu setiap hari, yang ingin kita atasi pula dengan hiburan-hiburan!

  

Jumat, 05 April 2013

MENJADI HAMBA KEINGINAN


Saudaraku,…
Betapa menyedihkan! Manusia diombang-ambingkan oleh keinginan, dan membagi-bagi keinginan itu sebagai keinginan baik, keinginan luhur, keinginan suci dan sebagainya. Padahal, apakah perbedaan antara keinginan yang ini dengan keinginan yang itu? Apakah perbedaan antara keinginan menjadi pandai, menjadi kaya, menjadi mulia dan lain?lain? Bahkan, apakah bedanya antara keinginan duniawi dan keinginan batiniah? Tetap sama, keduanya keinginan juga yang terdorong oleh hati tidak puas akan keadaan sekarang dan menginginkan keadaan lain yang belum terlaksana, atau terdorong oleh rasa takut akan masa depan, takut akan sesuatu yang tidak disukainya. Kita lupa bahwa keinginan melahirkan kekecewaan apabila tidak tercapai. Apakah akan mendatangkan kepuasan mutlak apabila tercapai? Biasanya tidak!

Keinginan yang tercapai akan terasa hampa, tidaklah seindah dan senikmat kalau belum tercapai, kalau masih menjadi angan-angan, karena pikiran yang selalu terbetot untuk mencari sesuatu yang belum ada, selalu akan tertarik pula untuk menjangkau yang baru lagi. Keadaan sekarang dianggap sudah lama dan membosankan, selalu ingin yang baru, lupa bahwa yang baru itu kalau sudah tercapai tangan, akan membosankan pula dan menjadi barang lama juga! Demikianlah, kita akan terperosok ke dalam lingkaran setan, terus beringin, terus menjangkau dan hidup menjadi hamba keinginan!



Tulisan ini dikutip dari :
Cerita silat karya Asmaraman S / Kho Ping Hoo