Selasa, 26 April 2011

Melepaskan Belenggu Ikatan Batin

Saudaraku,…
Duka selalu ditimbulkan oleh ikatan batin. Ikatan batin dengan keluarga, dengan orang yang dicinta, dengan harta benda, dengan kedudukan,dengan ketenaran, dengan kepandaian, dan dengan apa saja. Ikatan menimbulkan rasa takut pula, takut akan kehilangan dan setelah tiba saatnya ketika kehilangan sesuatu yang mengikat batin kita, timbullah duka. Tentu saja kita yang hidup di dalam masyarakat, tidak mungkin bebas sama sekali daripada segala macam kewajiban dengan keluarga, dengan masyarakat dan sarana-sarana hidup bermasyarakat. Namun, semua itu hanyalah urusan lahiriah, oleh karena itu ikatannya pun seharusnya lahiriah, bukan batiniah. Pada lahirnya, memang kita berkeluarga dan kita mempunyai keluarga, bekerja untuk kepentingan keluarga, membinanya, mendidik anak-anak dan sebagainya lagi. Akan tetapi, sekali batin kita terikat, maka timbullah rasa takut, takut akan masa depan keluarga, takut akan kehilangan dan takut akan masa depan, takut tidak akan memenuhi kebutuhan keluarga. Dan kalau semua yang kita takutkan itu terjadi, timbullah duka karena kehilangan. Ini bukan berarti bahwa kita harus acuh terhadap keluarga atau segala hal yang kita punyai, sama sekali tidak!

Cinta kasih bukan berarti harus ada ikatan batin! Lahiriah kita boleh mempunyai apa saja, namun batin seharusnya bebas, batin tidak memiliki apa-apa! Mempunyai namun tidak memiliki! Lahiriah mempunyai, batiniah tidak memiliki atau bebas. Cinta kasih yang menimbulkan semua perbuatan seperti memelihara, membimbing dan sebagainya, bukan ikatan! Kalau batin terikat oleh sesuatu, maka yang sesuatu itu melekat dan berakar di dalam hati, tentu saja sekali waktu tiba saatnya harus berpisah, sesuatu itu seperti dicaput dan akarnya akan membuat hati berdarah dan terluka! Sekali lagi, bukan berarti acuh dan masa bodoh, bukan berarti tidak mencinta kalau tidak ada ikatan. Sebaliknya malah, cinta kasih tidak membutuhkan ikatan. Yang membutuhkan ikatan hanyalah si Aku, hanyalah nafsu, dan si aku akan merasa takut dan kosong kalau tidak memiliki sesuatu. Memiliki sesuatu ini menambah "isi" dan arti dari si-aku, membesarkan si aku

  

Rabu, 20 April 2011

Ketika Pelacur Jatuh Cinta


Cinta memang sesuatu yang aneh. Cinta dapat melanda hati siapapun juga, pria atau wanita, tua atau muda, kaya atau miskin, pintar atau bodoh, bahkan seorang wanita yang dicap sebagai wanita pengobral cinta, seorang pelacur tidak terluput dari serangan cinta. Cinta yang lain daripada yang dijualnya untuk ,mencari uang, atau karena terpaksa, atau karena kebutuhan jasmani maupun batin. Cinta yang satu ini lain lagi. Cinta yang satu ini meniadakan kepentingan diri pribadi, melainkan mementingkan kepentingan orang yang dicintanya. Seorang pelacur adalah seorang yang sedang menderita sakit, seperti para penyeleweng dan pelanggar hukum dan susila lainnya, seperti pencuri, penjahat dan sebagainya. Sedang sakit. Bukan badannya yang sakit, melainkan batinnya. Dan orang yang sakit, baik sakit badan maupun sakit batin, dapat sembuh, dapat pula kambuh, tergantung dari pemeliharaan batin itu selanjutnya. Karena itu, mencemooh dan merendahkan orang yang sedang dilanda sakit, baik badan maupun batinnya, adalah suatu perbuatan yag tidak patut dan tidak terpuji. Seyogianya mengulurkan tangan, memberi jalan keluar, memberi pengobatan. Harus selalu diingat bahwa yang sakit, baik sakit badan maupun batin dapat sembuh sama sekali, sebaliknya yang sedang sehat, baik badan maupun batinnya, sekali waktu dapat saja jatuh sakit!

Seperti juga penyakit badan, maka penyakit batin timbul dari berbagai macam sebab dan keadaan. Mungkin juga seperti badan yang lemah, batin dapat pula lemah sehingga mudah terserang penyakit. Olahraga menguatkan badan sehingga tak mudah diserang penyakit, juga olah batin menguatkan batin sehingga tidak mudah diserang penyakit pula. Olah batin adalah perenungan tentang kehidupan, tentang kebenaran, tentang kemanusiaan, tentang Tuhan Maha Kasih! Berbahagialah orang yang dapat menjaga kesehatan badan dan batinnya, karena keduanya haruslah seimbang. Kalau sampai sakit salah satu, maka yang lain akan terpengaruh dan kebahagiaan tak mungkin dapat dirasakan lagi.

Karena itulah, selayaknya kita berlaku bijaksana, apabila seorang pelacur memperolek kebahagian jatuh cinta kepada kekasih hatinya.

Sabtu, 16 April 2011

Ketika Cinta Menimbulkan Duka

Saudaraku,…
Cinta asmara yang condong kepada pemuasan nafsu diri pribadi selalu menimbulkan lebih banyak duka daripada suka. Cinta seperti ini selalu menuntut balasan, cinta seperti ini selalu ingin menguasai, ingin memiliki, ingin dimiliki! Ingin menyenangkan dan disenangkan, memuaskan dan dipuaskan. Banyak sekali yang dituntut oleh cinta seperti ini dan satu saja di antara tuntutan-tuntutannya itu tidak terlaksana atau tercapai, maka hal ini sudah cukup untuk menghancurkan cinta itu! Dan akibatnya hanyalah kegagalan dan kedukaan. Cinta seperti ini mengikat, membuat kita lekat kepada yang kita cinta dan sekali waktu kalau saatnya tiba untuk perpisahan, hati kita menjadi luka dan timbul pula duka.

Cinta yang tidak terbalas menimbulkan duka. Cinta yang dihantui keraguan menimbulkan cemburu dan duka. Separti segala macam nafsu yang meramaikan hidup ini, maka cinta seperti ini bersumber kepada keakuan, kepada keinginan menyenangkan diri sendiri dan orang yang dicintanya itu dengan sendirinya hanya menjadi alat, menjadi prabot atau sarana untuk menyenangkan dan memuaskan diri sendiri. Inilah sebabnya mengapa cinta seperti ini mudah berobah menjadi benci kalau dirinya sudah tidak disenangkan atau dipuaskan lagi. Ini kenyataan yang terjadi dalam hidup kita, dalam kisah cinta mencinta.

Akan tetapi, benarkah itu patut dinamakan cinta kalau hanya menimbulkan duka? Benarkah itu namanya cinta kalau dapat berubah menjadi benci? Benarkah itu cinta kasih kalau hanya sarat dengan beban berupa cemburu, nafsu berahi, ingin menguasai dan pementingan diri sendiri? Sudah jelas bukan! Cinta kasih tidak mungkin menimbulkan hal-hal yang buruk. Cinta kasih itu suci, murni, baik dan benar, wajar tidak dibuat-buat, tanpa pamrih!

Orang lalu mempersoalkan, menjadikannya sebagai bahan tanya jawab, mencari-cari apakah sesungguhnya Cinta Kasih itu! Dan semua pendapat, semua jawaban, tidak benar atau dapat disanggah, dapat dibantah dan didebat, karena semua pendapat itu selalu mengandung pementingan diri sendiri. Pendapat datang dari satu sumber yang tentu saja tergantung sepenuhnya dari keadaan sumber itu sendiri. Cinta Kasih terlalu lembut, terlalu tinggi, terlalu luas dan terlalu rumit bagi otak kita yang lemah ini. Membicarakan Cinta Kasih seperti membicarakan Tuhan, membicarakan kekuasaan Alam Semesta. Tidak terbatas! Tidak terjangkau oleh akal budi, perasaan dan pikiran. Yang dapat kita selidiki dan mengerti hanyalah YANG BUKAN CINTA KASIH. Nafsu berahi bukanlah cinta kasih, walaupun nafsu berahi merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan ini sendiri.

Kalau kita menyingkirkan semua hal yang menjadikan Bukan Cinta Kasih, mungkin saja kita dapat melihat berkelebatnya Cinta Kasih. Cinta Kasih tidak mungkin dapat dipelajari, dipupuk maupun dikejar dicari. Seperti juga cahaya terang yang tidak dapat menembus rumah yang daun pintu dan jendelanya tertutup rapat-rapat. Bukalah semua penutup itu dan cahaya terang itu akan masuk. Seperti juga sinar lampu yang menjadi suram karena bola lampunya tertutup kotoran dan debu. Bersihkan semua kotoran itu, singkirkan debu dan kotoran, maka sinar lampu itu akan menjadi terang. Lenyapnya cemburu, iri hati, keinginan menyenangkan diri sendiri, keinginan ingin menguasai, ingin memiliki, lenyapnya ikatan, sama artinya dengan lenyapnya kotoran dan debu yang menempel pada bola lampu, dan sinar cinta kasih akan bercahaya terang. Membiarkan pintu dan jendela terbuka sama dengan membiarkan diri sendiri terbuka, tanpa pamrih, wajar, peka, kosong dan cahaya terang cinta kasih, seperti cahaya matahari, akan masuk dan nampak.

  


Senin, 04 April 2011

Godaan Cinta

Saudaraku,…
Asmara memang merupakan suatu kekuasaan yang amat jahil dan suka menggoda hati manusia! Demikian kuatnya asmara sehingga tidak ada seorangpun manusia yang kebal atau dapat melawan kekuasaannya. Tanpa pandang bulu, kaya atau miskin, pintar atau bodoh, dari segala lapisan, setelah melampaui masa remaja, asmara mulai mengintai dan mencari korban di antara manusia. Dan sekali orang terkena panah asmara, dia akan menjadi seperti linglung dan terjadilah perubahan besar-besaran dalam dirinya. Hebatnya, asmara dapat mendatangkan surga pada seseorang sehingga batinnya merasa bergembira, segalanya nampak indah, hidup penuh arti yang menyenangkan. Di lain saat, asmara dapat meruntuhkan kesemuanya itu dan menyulap surga berubah menjadi neraka, penuh derita batin, penuh kekecewaan, penuh sengsara. Lebih mengherankan lagi, manusia amat jinak dan suka sekali menjadi korban asmara yang jahil!