Selasa, 30 November 2010

TENTANG PERBEDAAN

Negara ini dibangun oleh banyaknya perbedaan yang memiliki keunikan dan keunggulan yang berbeda-beda. Bahkan kedua proklamator bangsa ini juga memiliki perbedaan. Tapi lihatlah bangsa ini ditegakkan oleh keduanya. Adakah yang menyangkal bahwa sinergi kedua pemimpin bangsa ini melemahkan kekuatan kita. Sama sekali tidak. Bahkan perbedaan itulah yang membuat semua elemen bangsa ini memproklamirkan kemerdekaan bangsa ini dengan kebanggaan yang luar biasa. 

Lihatlah pula pelangi yang begitu indah membentang di langit. Bukankah keindahan itu berawal dari limpahan perbedaan warna yang saling bersinergi. Bayangkan jika pelangi hanya terdiri dari satu warna saja. Kita semua pasti tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang menakjubkan. Pelangi dikatakan indah ketika ia memiliki perbedaan. Masihkan Anda meragukan betapa luar biasa kemanfaatan perbedaan yang hadir di lingkungan kita.

Sekarang cobalah Kita semua memandang bangsa ini sebagai lukisan indah yang memiliki banyak warna. Saya pernah bertemu seorang sahabat yang masih keturunan Jawa. Ketika ia menyapa, terdengar sangat sopan di telingaku. Mungkin ia memang terbiasa berlaku sopan kepada sesama manusia. Sehingga tidak terasa cangung di hadapan oleh orang lain. Sungguh sangat berbeda dengan kesopanan para penjilat di hadapan atasannya atau keramahan para menantu di hadapan mertuanya. Memperhatikan sahabatku, aku terpikir tentang bangsa ini. Bukankah bangsa ini dikenal sebagai bangsa yang sopan?

Saya juga pernah bertemu  seorang sahabat yang masih keturunan Batak. Ketika ia menyapa, sungguh terdengar sangat tegas terdengar di telingaku. Mungkin ia memang terbiasa bicara tanpa berbasi-basi. Sebagian orang memang menganggap berbasa-basi mnerupakan perbuatan sia-sia yang membuang waktu. Yach, sahabatku yang satu ini memang tidak pernah membiarkan sedikit waktunya untuk sesuatu yang sia-sia. Katanya, jika hendak mengatakan sesuatu maka katakanlah apa yang hendak dikatakan dan setelah selesai lalu kerjakanlah perbuatan baik lainnya. Lihatlah betapa luar biasa kearifan sebagian bangsa ini menghadapi kehidupan dunia yang sungguh pelik. Inilah keindahan perbedaan dalam pelangi Indonesia.

Saudaraku,...
Sudah sejak lama keindahan perbedaan ini menampakkan pesonanya. Hanya karena kesombongan kita keindahan ini kelihatan samar-samar. Jika anda berharap keindahan ini menjadi bagian lingkungan Anda, cobalah Anda hilangkan kesombongan Anda. Nanti Anda akan lihat setiap perbedaan memiliki ikatan yang menyatukan setiap perbedaan menjadi ikatan persaudaraan yang sangat kuat.



 

Rabu, 24 November 2010

KEBAIKAN CINTA

Saudaraku,
Jika cinta merupakan bagian luar biasa dari hidup ini, seberapa jauhkah cinta memberikan pengaruh bagi kehidupan. Jangan-jangan cinta tidak lebih hanyalah pemanis bibir para casanova. Ia diucapkan untuk menarik simpati lawan jenis dan setelah maksud hati telah tercapai, maka cinta akan dilemparkan ke sembarang tempat. Dan tempat iti sayangnya merupakan milik kaum miskin yang terpinggirkan.

Dan hari ini keberadaan cinta dalam hati kita kembali di pertanyakan. Beberapa minggu terdengar kabar balita mungil meninggal dalam keadaan yang mengenaskan sebelum ia mengenal jelas keindahan dunianya. Kudengar pula ia menjadi sasaran nyasar dari pertikaian dua kubu yang mencari perdmaian. Kubu yang satu beralasan ia hendak memberikan kedamaian dan cinta kepada para manusia yang tertindas. Kubu yang lainnya berkata kalau mereka menjunjung kebenaran yang sejati. Sungguh mulia sekali terdengar di telinga. Beberapa saudaraku yang berdiri di sberang jalan, tertawa terbahak-bahak ketika para petinggi kedua kubu tersebut berbicara cinta dengan mengacungkan parang. “Mana mungkin cinta bisa disampaikan dengan kengerian”, begitu katanya.

Oh dunia…dunia! Betapa aneh engkau menunjukkan cerita ini. Ini bukanlah cinta,saudaraku. Ini adalah kebengisan manusia barbar. Ini adalah kekjaman manisia yang sudah kehilangan kemanusiaannya. Dan benarlah kalo manusia itu tidak lebih hanyalah binatang buas yang diberikan pakainan yang elok. Itu jika ia benar-benar tidak memiliki cinta sanma sekali.

Saudaraku,…
Katakanlah cinta dengan cinta yang sebaik-baiknya. Betapapun juga ia adalah sesuatu yang luhur, dan semestinya dimaknai dengan sesuatu yang luhur pula. Bukankah begitu, saudaraku?