Kita semua mengaku berTuhan, akan tetapi pengakuan kita
itu sungguh amat meragukan, apakah pengakuan itu timbul dari dalam dan
sesungguhnya, ataukah pengakuan itu hanya keluar dari pikiran yang bergelimang
nafsu. Kalau hanya pengakuan mulut dan pikiran saja, tidak ada gunanya sama
sekali.
Buktinya, kita mengaku berTuhan namun kita masih berani
melakukan hal-hal yang tidak benar. Kita adalah orang-orang munafik yang
teringat kepada Tuhan hanya kalau kita membutuhkan pertolongan atau
perlindungan saja, hanya teringat kepada Tuhan kalau kita sedang menderita.
Kita melupakan Tuhan begitu nafsu mencengkeram kita, begitu kita berenang di
lautan kesenangan duniawi.