Rabu, 24 November 2010

KEBAIKAN CINTA

Saudaraku,
Jika cinta merupakan bagian luar biasa dari hidup ini, seberapa jauhkah cinta memberikan pengaruh bagi kehidupan. Jangan-jangan cinta tidak lebih hanyalah pemanis bibir para casanova. Ia diucapkan untuk menarik simpati lawan jenis dan setelah maksud hati telah tercapai, maka cinta akan dilemparkan ke sembarang tempat. Dan tempat iti sayangnya merupakan milik kaum miskin yang terpinggirkan.

Dan hari ini keberadaan cinta dalam hati kita kembali di pertanyakan. Beberapa minggu terdengar kabar balita mungil meninggal dalam keadaan yang mengenaskan sebelum ia mengenal jelas keindahan dunianya. Kudengar pula ia menjadi sasaran nyasar dari pertikaian dua kubu yang mencari perdmaian. Kubu yang satu beralasan ia hendak memberikan kedamaian dan cinta kepada para manusia yang tertindas. Kubu yang lainnya berkata kalau mereka menjunjung kebenaran yang sejati. Sungguh mulia sekali terdengar di telinga. Beberapa saudaraku yang berdiri di sberang jalan, tertawa terbahak-bahak ketika para petinggi kedua kubu tersebut berbicara cinta dengan mengacungkan parang. “Mana mungkin cinta bisa disampaikan dengan kengerian”, begitu katanya.

Oh dunia…dunia! Betapa aneh engkau menunjukkan cerita ini. Ini bukanlah cinta,saudaraku. Ini adalah kebengisan manusia barbar. Ini adalah kekjaman manisia yang sudah kehilangan kemanusiaannya. Dan benarlah kalo manusia itu tidak lebih hanyalah binatang buas yang diberikan pakainan yang elok. Itu jika ia benar-benar tidak memiliki cinta sanma sekali.

Saudaraku,…
Katakanlah cinta dengan cinta yang sebaik-baiknya. Betapapun juga ia adalah sesuatu yang luhur, dan semestinya dimaknai dengan sesuatu yang luhur pula. Bukankah begitu, saudaraku?





Tidak ada komentar:

Posting Komentar