Kamis, 18 Agustus 2011

Mewaspadai Keinginan


Saudaraku,…
Keinginan manusia untuk memperbesar dirinya menambah semua kemuliaan dan kesenangan dirinya, merupakan penyakit yang tak pernah sembuh sampai manusia mati. Keinginan untuk menjadi lebih daripada keadaan sekarang, merupakan nafsu yang menghanyutkan, makin dituruti semakin membesar dan semakin tamak. Seperti orang kehausan minum-minuman yang terlampau manis, makin banyak minum menjadi semakin haus. Sekali membiarkan nafsu mencengkeram batin, nafsu keinginan memperoleh segala yang belum dimilikinya, maka penyakit itu akan mendarah daging dan terus mencengkeramnya sampai akhir hayat! Kecuali kalau ada kesadaran yang timbul dari pengamatan waspada sehingga kita melihat akan kenyataan diri sendiri, dan kesadaran ini akan secara seketika membuang jauh-jauh nafsu keinginan atau penyakit itu.

Bukan berarti kita lalu menjadi mati semangat atau lumpuh, bukan berarti menjadi bosa hidup dan seperti patung atau seperti pohon saja, menerima segala sesuatu tanpa ikhtiar. Ikhtiar untuk memelihara diri adalah wajib, menjaga diri, menempatkan diri, sebaiknya, mencari kebutuhan hidup ini, sandang pangan sewajarnya. Menikmati kesenangan hidup adalah hak kita, karena kita diperlengkapi alat-alat yang sempurna untuk menikmati hidup melalui panca indrya kita. Akan tetapi, ini bukan berarti kita mengejar kesenangan itu, bukan berarti kita dicengkeram penyakit nafsu keinginan mengejar segala keadaan yang belum kita miliki.

Nafsu keinginan mengejar kesenangan ini dapat saja bersembunyi di balik kata-kata yang muluk dan indah, misalnya gagasan-gagasan, cita-cita, harapan-harapan yang dapat saja kita pulas sehingga warnanya menjadi putih dan menamakannya cita-cita mulia, ide-ide sempurna, dan sebagainya. Namun, kesemuanya itu tidak ada bedanya dengan ambisi, keinginan untuk mencapai suatu keadaan atau memperoleh sesuatu yang kita anggap akan lebih menyenangkan daripada yang ada sekarang ini!

Penyakit ini, yaitu nafsu keinginan mengejar sesuatu, dapat saja menimbulkan penyelewengan-penyelewengan. Kalau yang dikejar itu kesenangan melalui uang, maka dapat menimbulkan pencurian, penipuan, kecurangan, korupsi dan sebagainya lagi. Kalau yang dikejar itu pahala batiniah, maka akan muncul kemunafikan, kepura-puraan. Kalau yang dikejar itu kedudukan, akan timbul persaingan. Kalau yang di kejar itu kesenangan melalui sex, akan timbul pelacuran, perkosaan, perjinaan dan sebagainya.

  
Gejala yang nampak pada orang yang dihinggapi penyakit itu adalah kekecewaan yang terus menerus karena dia tidak akan pernah merasa puas. Kepuasan yang dirasakannya hanyalah sekelumit, selewatnya seperti angin lalu saja karena kepuasan sekelumit itu segera sirna lagi di buru penyakit yang ingin mengejar labih lagi. Orang yang berpenyakit seperti ini akan selalu mengejar yang tidak ada, sehingga tidak akan mampu menikmati apa yang ada. Pandang mata batinnya tak pernah ditujukan untuk mengamati keindahan apa yang ada, melainkan menerawang selalu ke arah bayangan apa yang dinginkannya, yang selalu membesar, membengkak, dan menjauh.

Berbahagialah orang yang bebas dari penyakit ini, dan hidup di saat ini, menikmati apa yang ada dengan segala kewajarannya.





Tulisan ini disarikan dari :
Cerita silat karya ASMARAMAN S / KHO PING HOO




Tidak ada komentar:

Posting Komentar