Saudaraku,…
Cinta kasih adalah sesuatu yang ajaib, penuh rahasia.
Tidak mungkin menggambarkan bahwa cinta kasih itu begini, atau begitu. Tidak
dapat dirumuskan . Tidak dapat menilai cinta kasih seseorang. Hanya orang itu
sendiri yang dapat merasakannya. Cinta kasih yang hinggap di hati manusia
adalah cinta kasih yang tidak terpisahkan dari nafsu berahi. Tak dapat
disangkal pula bahwa cinta kasih antara pria dan wanita mengandung kemesraan
sexuil, suatu hal yang wajar karena daya tarik alami antara keduanya ini amat
dibutuhkan untuk sarana pembiakan.
Karena tak terpisahkan dari nafsu berahi yang membutuhkan
kemesraan, maka di dalam cinta kasih yang biasa di-sebut asmara ini terdapat
pula cemburu, terdapat pula perasaan ingin memberi, ingin diberi, mencinta dan
dicinta, ingin menguasai dan dikuasai, memonopoli dan dimonopoli, ada pula
perasaan iba, dan kesemuanya ini tentu saja menimbulkan tawa dan tangis, puas
dan kecewa, juga penderitaan batin. Anehnya, penderitaan cinta kasih
kadang-kadang terasa seperti indah, kadang-kadang yang paling buruk, dan
agaknya hidup menjadi hampa tanpa adanya cinta yang sesungguhnya adalah cinta
berahi, yang sesungguhnya hanyalah pelarian manusia karena takut akan
kekosongan hati, takut akan kesepian, takut akan kehilangan pegangan, takut karena
merasa hidup tidak ada artinya, maka ingin mengisinya dengan cinta birahi. Juga
karena dorongan naluri
badaniah.
Cinta asmara tak dapat disangkal lagi mengandung nafsu
birahi, namun cinta bukanlah nafsu birahi semata! Karena cinta asmara sarat
dengan Im dan Yang, penuh dengan hawa-hawa yang saling bertentangan, maka dapat
melahirkan tawa atau suka dan duka, puas dan kecewa. Dapat menimbulkan cemburu,
iri, dengki, dendam dan benci. Dapat pula menimbulkan iba, mesra, sabar,
toleransi dan kesetiaan! Betapapun juga, dapat kita lihat bahwa cinta asmara
memegang peran terpenting, bahkan menguasai kehidupan seluruh manusia di
permukaan bumi ini! Bayangkan saja apa akan jadinya kalau hidup ini tanpa cinta
asmara! Dunia akan terasa lenggang, dan hubungan antara pria dan wanita,
hubungan yang menjamin perkembangbiakan manusia, akan tidak ada artinya sama
sekali, seperti hubungan antara binatang.
Karena itu, hubungan sexuil baru dapat dianggap sebagai
suatu hal yang suci kalau di situ disertai dua buah hati yang saling mencinta!
Bukan sekedar dua hati yang dibuai oleh nafsu birahi semata.
Tulisan ini dikutip dari :
Cerita silat karya Asmaraman S / Kho
Ping Hoo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar