Rabu, 12 Januari 2011

Berbuatlah


Saudaraku,...
Negara ini, bahkan seluruh dunia dipenuhi orang-orang yang pandai bicara. Sebagian dari mereka sedikit berbicara, dan sebagian yang lainnya terlampau banyak bicara. Mereka berbicara tentang apa yang mereka ketahui dan tentang apa tidak mereka ketahui atau yang sedikit mereka ketahui. Setiap saat dan di mana saja mereka berbicara, baik dengan suara yang pelan atau memekakkan telinga.

Apakah engkau tidak merasa terganggu dengan dengan keriuhan yang mereka ciptakan. Dan lihatlah betapa keriuhan itu mempengaruhi masyarakat kita . Orang-orang sangat mudah terbakar emosinya karena suara sumbang yang terdengar lantang. Di mana-mana terjadi kekacauan yang menghancurkan negeri ini. Sungguh sangat mengerikan ketika orang-orang lebih banyak berbicara daripada berbuat.

Mungkin kita terlalu terbiasa berbicara di hadapan orang lain dengan berapi-api, lalu mereka menganggap kita sebagai orang cerdik pandai dan luar biasa. Tetapi sudah cukupkah kehidupan kalau hanya bersuara lantang di tengah-tengah kebisuan. Masih sangat kurang, saudaraku! Bersuara lantang adalah sebagian kecil kehidupan. Bagian lainnya adalah perbuatan. Sebuah retorika yang berapi-api akan kehilangan nilai kalau hanya sekedar kata-kata. Ia baru memiliki bentuk yang sempurna ketika kebaikan kata-kata ditampilkan dalam kebaikan perbuatan. Maka berbuat sekarang juga, saudaraku!

JIka engkau berbicara tentang kebenaran, maka berbuatlah benar. Jika engkau mengharapkan masyarakat menghargai Anda, maka perlakukanlah orang lain dengan sebaik-baiknya. Jangan-jangan karena keburukan kita, orang lain berlaku buruk pula kepada kita.

Saudaraku,…
Berbuatlah, sebelum kering kata-kata yang kita ucapkan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar