Selasa, 25 Januari 2011

Melukis Pelangi

Saudaraku,…
Kehidupan ini mendatangi kita dalam bentuk yang berlainan. Satu waktu ia mendatangi kita dengan kegembiraan dan kesenangan yang meluap-luap. Pada waktu yang lain, ia mendatangi kita dengan dendam dan kebencian yang meledak-ledak. Lalu di bagian manakah kita selayaknya berdiri?

Kebencian dan kegembiraan seperti layaknya awan hitam dan cahaya matahari yang datang silih berganti. Di dalam limpahan cahaya, awan terkadang memberikan hujan yang menyenangkan. Sehingga terciptalah pelangi yang sangat indah. Pelangi itulah yang mampu mengikat awan dalam hangatnya matahari.

Lalu, bagaimana dengan kita saudaraku? Tidak lelahkah kita selalu membesar-besarkan kebencian dan dendam yang membuncah di dalam dada? Tidakkah kita merasa kepayahan memelihara permusuhan dalam kehidupan? Saudaraku, sungguh sangat mengerikan kalau setiap niat, kata, dan perbuatan hanya dipenuhi dengan kebengisan permusuhan. Maka lukislah pelangi seindah harapan dan keinginan terbaik yang engkau miliki.

Jika engkau memiliki kebencian terhadap seseorang, maka bentangkanlah pelangimu seluas kebencian dan dendam yang menutupi cemerlang hatimu. Sehingga engkau tidak pernah berpikir lagi tentang permusuhan terhadap siapapun juga.

Ingatlah, saudaraku! Kebahagiaan yang sejati hanya dilekatkan kerpada orang-orang yang menumbuhkan kasih sayang dan cinta di dalam kehidupannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar