Saudaraku,…
Nafsu merupakan pelengkap dalam
kehidupan manusia, bahkan pendorong dan manusia tidak akan hidup tanpa adanya
nafsu. Kenikmatan hidup dapat datang karena adanya nafsu. Keindahan melalui
pandang mata, kemerduan melalui pendengaran telinga, keharuman melalui
penciuman hidung, dan semua kenikmatan yang dapaf kita rasakan melalui panca
indera, melalui semua anggota tubuh, melalui hati akal pikiran, semua itu dapat
kita nikmati karena adanya nafsu. Nafsu merupakan anugerah bagi manusia hidup
di dunia ini, merupakan barokah dan bekal hidup. Seperti juga anggota badan,
hati dan pikiran, nafsu merupakan peserta dan alat yang bertugas mengabdi dan
membantu manusia.
Manusia dapat menemukan segala
kekuatan dan sarana yang ada di dunia ini, berkat bekerjanya akal yang didorong
nafsu. Kemajuan lahiriah yang ada sekarang ini, semua berkat bekerjanya nafsu
melalui hati akal pikiran. Dan semua hasil pekerjaan nafsu ditujukan untuk
kesejahteraan hidup manusia, untuk kenikmatan hidup manusia di dunia, yaitu
yang lajim disebut materi, benda. Namun, nafsu yang amat berguna bagi kehidupan
kita ini, juga amat berbahaya karena kalau manusia dikuasainya, maka manusia
akan diseretnya menjadi hamba nafsu yang hidupnya hanya mengejar kenikmatan dan
kesenangan duniawi saja. Akibatnya, segala cara dilakukan manusia demi meraih
kesenangan yang menjadi tujuan semua nafsu dan terjadilan perbuatan-perbuatan
yang dinamakan jahat, yaitu merugikan orang lain.
Kalau kita tidak waspada dan ingat
selalu kepada Sang Maha Pencipta, yang menciptakan kita, yang menguasai seluruh
diri kita luar dalam, yang mengatur segala yang nampak dan tidak nampak, maka
kita akan mudah menjadi korban kekuatan nafsu. Segala kebutuhan hidup kita ini
dilengkapi dengan nafsu yang akan menimbulkan kenikmatan dalam memenuhi
kebutuhan hidup itu. Kita lapar butuh makan agar bertahan hidup, dan di dalam
makan itu kita dianugerahi nafsu yang mendatangkan kelezatan dalam mengisi
perut yang pada dasarnya dilakukan untuk mempertahankan hidup. Kita mengantuk
butuh tidur, dan di dalam tidur pun kita dianugerahi kenikmatan. Kalau haus
butuh minum dan dalam minum pun tersedia kenikmatan yang didorong oleh nafsu.
Tidak ada kebutuhan yang tidak disertai kenikmatan dalam memenuhinya.
Puji Tuhan Maha Pengasih dan
Penyayang. Demikian besarnya Tuhan melimpahkan cinta kasih kepada segala ciptaan-Nya.
Akan tetapi, kalau nafsu merajalela dan kita yang diperhamba, apa akibatnya?
Kita melupakan kebutuhan inti dari kehidupan ini, yang kita kejar hanyalah
kenikmatan dan kesenangan, hanya kebutuhan nafsu semata. Kita makan bukan lagi
untuk sekedar mempertahankan hidup menghilangkan lapar, melainkan lebih condong
untuk memuaskan nafsu yang mengejar keenakan sehingga seringkali dapat kita
lihat buktinya betapa dalam keadaan lapar sekali pun, kalau lauknya tidak
menyenangkan mulut kita, kita makan sedikit saja, tidak perduli bahwa mulut
kita membutuhkan lebih banyak. Sebaliknya, biarpun perut sudah kekenyangan,
kalau yang kita makan itu kita rasakan enak, dan memuaskan nafsu, kita makan
terlalu banyak sampai akhirnya menderita sakit perut! Demikian pula dengan
semua kebutuhan hidup, termasuk haus, kantuk, mencari kebutuhan hidup yang
lainnya, termasuk pula nafsu sex. Nafsu sex ini mutlak penting dengan
perkembangbiakan manusia. Tanpa adanya nafsu ini, orang tidak akan suka
melakukan, hubungan dan akibatnya, manusia akan punah seperti yang terjadi pada
banyak mahluk lain yang dahulu juga menjadi penghuni bumi namun kini tidak ada
lagi sama sekali.
Tulian
ini dikutip dari :
Cerita
silat karya Asmaraman S / Kho Ping Hoo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar