Apakah yang kita
namakan kemajuan itu? Kita mendambakan kemajuan, kita mengagung-agungkan
kemajuan. Akan tetapi apakah sebenarnya kemajuan itu? Model celana dipotong
pendek, lalu panjang lagi, lalu pendek lagi, panjang lagi. Sempit, lalu
longgar, sempit lagi. Itukah kemajuan? Benda-benda dibikin modern agar LEBIH
MENYENANGKAN. Jadi, kemajuan berarti pengejaran sesuatu yang dianggap lebih
menyenangkan! Itukah kemajuan? Dan sampai di mana kita sekarang ini maju? Sudah
majukah? Sudah sampai di batas manakah? Matahari menyinarkan cahayanya yang
cerah. Burung-burung berkicau di pohon-pohon. Bunga-bunga mekar semerbak harum.
Sejak jutaan tahun yang lalu sudah begitu, dan terus begitu. Semua itu tidak
mengejar kemajuan, melainkan bertumbuh dengan wajar. Apakah keadaan alam
seperti itu dapat kita katakan tidak maju?
Pikiran yang
didorong oleh keinginan untuk mencari kesenangan yang lebih, tidak mungkin
berdaya cipta (creative). Tidak akan menjadikan kita bijaksana dan cerdas.
Sebaliknya, pikiran yang selalu mengejar kesenangan yang lebih akan menjadi
licik penuh akal, kejam dan tak pernah puas. Perbaikan keadaan tentu terjadi
karena manusia mempergunakan akal budi yang memang sudah ada padanya sejak
lahir. Keburukan hidup menghadapi alam, akan mendorong manusia mempergunakan
akal budinya untuk mengatasi segala kesukaran. Daya cipta akan berkembang
secara wajar, demi kesejahteraan hidup, bukan demi pergejaran kesenangan.
Tulisan ini dikutip dari :
Cerita silat karya Asmaraman S
/ Kho Ping Hoo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar